Sejarah Pembuatan Sepatu Olahraga Pertama

 Di tahun 1924, Adolf Dassler menggamit saudaranya, Rudolf Dassler, sebagai rekanan usaha yang lebih serius dengan membangun Agen Slot Terpercaya  Gebrüder Dassler Schufabrik (Pabrik Sepatu Dassler Bersaudara). Usaha adik-kakak ini makin mengalami perkembangan, hingga Adi dan Rudolf mempunyai cukup uang untuk membikin pabrik sepatu skala kecil. Gebrüder Dassler Schufabrik pertama kalinya jual sepatu yang dibikin khusus untuk pemain tenis, selanjutnya berkembang ke olahraga lain.

Siapakah yang tidak memiliki atau minimal mengenali dengan merk peralatan olahraga Adidas? Nama Adidas sebagai ringkasan dari si penemu, Adolf Dassler atau dikenali dengan Adi Dassler. Jauh saat sebelum jadi merek terkenal yang sekarang dipakai beragam olahragawan mega bintang, Adi Dassler mempunyai jalan panjang dan berkelok saat sebelum membuat Adidas.

Lahir di 3 November 1990 di kota industri Bavaria namanya Herzogenaurach, Adolf Dassler ialah anak paling akhir dari 4 bersaudara. Adolf kecil bersama saudara lelakinya menolong tugas ibunya yang membangun binatu ada di belakang tempat tinggalnya. Ayahnya, Christoph, ialah seorang dari keluarga penenun yang telah temurun. Tetapi karena jebloknya Togel Hari Ini industri tekstil, Christoph berpindah pelajari ketrampilan menjahit sepatu dan mendapatkan tugas di pabrik sekitaran.



Adolf menuntaskan pengajaran sebagai pembikin roti, walau demikian ia memilih untuk tidak meneruskan profesi sama sesuai sektor pengajarannya. Dia selanjutnya belajar menjahit dari ayahnya. Adolf ialah seorang fanatik olahraga, waktu senggangnya ia habiskan bersama temannya untuk ikuti beragam gelaran olahraga seperti sepakbola, tinju, peruntungan dan ski. Adolf mulai pikirkan bagaimana design sepatu bisa memengaruhi perform atletik. Ia memiliki ringkasan jika sepatu khusus dari tiap olahraga bisa memberi hasil lumayan berarti. Itu ialah gagasan awalan yang membantu profesi dan perubahannya di beberapa hari selanjutnya.


Mendekati umur 18 tahun, Adi ikuti harus militer di tahun 1918 dan jadi tentara lebih dari setahun. Saat Adi kembali, ibunya sudah tutup usaha laundry dan mengalami kritis ekonomi karena perang. Menyaksikan keadaan itu, Adi memilih untuk meneruskan pikirannya berkenaan design sepatu atletik dengan memakai gudang sisa cucian ibunya sebagai tempat produksi.


Industri sepatu rumahan itu mengawali usaha dengan membuat sandal kamar berbahan sisa dari ban, helm, dan ransel. Saudara wanitanya bekerja menggunting skema dari kanvas, sementara Adi memakai pemotong bahan yang ia buat sendiri memakai sepeda

Postingan populer dari blog ini

Fairmont Scottsdale Princess: Scottsdale, Arizona

You may still want to wash your rice, though

Our team possessed an extremely solid hypothesis, however it might quickly